MAKALAH
SKI
Untuk
Memenuhi Tugas SKI kepada guru mata pelajaran, yakni
Ust.
Asep Muhidin S.Pd.I
Oleh : Elza Fitria Susanti
MA AMAL ISLAMI FULL DAY
AND BOARDING SCHOOL
Jl. Sindang Sari Lembur
Pasir No.100 Kec. Lembur Situ Kota
Sukabumi
Kata Pengantar
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman, islam, ihsan dengan atas
ijinNya saya bisa menyelesaikan tugas Sejarah Kebudayaan Islam yakni membuat
makalah yang berjudul PENINGGALAN – PENINGGALAN KEBUDAYAAN ISLAM PADA MASA
DINASTI BANI UMAYYAH.
Dengan
ini saya menyatakan banyak terima kasih kepada semuanya khususnya guru – guru
baik di sekolah maupun pesantren yang
telah memberikan kesempatan sehingga saya bisa menyelesaikan tugas tersebut.
Mohon
maaf apa bila ada kekurangan dan
kesalahan pada makalah ini, saya meminta kepada bapak untuk memberi
kritik dan saran di karnakan saya masih proses pembelajaran.
Terimakasih.
Sukabumi,06 September 2015
PENULIS
Daftar Isi
Kata Pengantar..................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
Pendahuluan ....................................................................................................... iii
Bab I .................................................................................................................... iv
a.
Latar Belakang ..................................................................................... iv
b.
Rumusan Masalah................................................................................. iv
c.
Tujuan Pembuatan
Makalah................................................................. iv
Pembahasan.........................................................................................................
Bab II.................................................................................................................... v
a.
Sejarah Bani Umayyah......................................................................... v
b.
Peninggalan Pada
Masa Dinasti Bani Umayyah.................................... v
Penutup.................................................................................................................
Bab III.................................................................................................................. vi
a.
Kesimpulan............................................................................................ vi
b.
Daftar Pustaka............................................................................................ vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dinasti Umayyah
didirikan pada 40-H/660-M dengan di nobatkannya Mu’awiyah sebagai khalifah di
‘Iiiya’ (yerusalem) selama berdirinya dinasti umayyah dan di pegangnya sistem
pemerintahan ditangan di tangan bani Umayyah maka segi geografispun dirubah.
Bagaimana saat itu pusat pemerintahan di pindah ke Suriah, Damaskus sebagai ibu
kota kerajaan islam. Disitulah berbagai macam perubahan pun terjadi, baik dari
segi politik , keilmuan, kemiliteran, bidang sosial dan bidang seni,
arsitektur.
Hal tersebut
merupakan sebuah gerakan baru yang di lakukan oleh dinasti Umayyah pada saat
memegang kursi kepemerintahan islam masa itu. Dengan tujuan untuk memperluas
ataupun berjauang diatas bendera islam begitu banyak negara-negara yang
berhasil ditahlukkan. Tapi saya menulis
makalah ini tidaklah membahas akan gejolak politik ataupun model-model
perkembangan ajaran islam, melainkan disini kami ingin memaparkan akan
peninggalan-peninggalan pada
masa peradaban dinasti Umayyah. Karna kami melihat bahwa suatu kerajaan terlihat besar bukan
karna kekuatan militer atau pun setrategi berpolitik yang baik, melainkan
kerajaan yang besar adalah kerajaan yang mampu memberi peninggalan pada anak
cucunya berupa sesuatu yang bersifat dapat di pelajari dan di ambil manfaat dalam kehidupan,
Jadi hal
tersebut akhirnya penulis mencoba untuk memaparkan serta memberi informasi
kepada pembaca akan pentingnya kita belajar tentang peninggalan
kerajaan-kerajaan islam khususnya pada masa dinasti bani umayah yang begitu
memberi angin segar terhadap perkembangan islam sampai saat ini.
B. Rumusan
Masalah.
a. Bagaimana perkembangan seni bahasa pada saat dinasti Umayyah?
b. Bagaimana perkembangan senirupa pada saat dinasti Umayyah?
c. Bagaimana perkembangan seni suara
pada saat dinasti Umayyah?
d. Bangunan apa saja yang telah ditinggalkan oleh bani
Umayyah yang
berupa arsitektur?
e. Bagaimana perkembangan seni musik pada saat
dinasti Umayyah?
C.
Tujuan Pembuatan Makalah
a.
Menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan sejarah kebudayaan islam
b.
Menjelaskan perkembangan seni bahasa pada masa dinasti
Umayyah
c.
Menjelaskan perkembangan senirupa yang di capai semasa
dinasti
Umayyah.
d. Menjelaskan
perkembangan seni suara pada massa dinasti Umayyah.
e.
Menjelaskan dan memberi gambaran
akan peninggaln-peninggalan
dinasti Umayyah.
f.
Menjelaskan perkembangan seni musik pada massa
dinasti Umayyah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Bani
Umayyah
Daulah
Umayah (41-132H/661-750M) yang berkedudukan di Damaskus, para penguasanya
berasal dari satu keturunan yaitu keturunan Umayah bin Abdu Syam bin Abdu
Manaf. Dalam kekhalifahan Bani Umayah terdapat dua cabang, yang pertama adalah
keluarga Harb bin Umayah, dan kedua adalah keluarga Abdul ‘Ash bin Umayah.
Khalifah-khalifah yang berasal
dari cabang yang pertama yaitu Mu’awiyah bin Abu Sofyan bin Harb, Yazid bin
Muawiyah dan Muawiyah II bin Yazid. Pada Muawiyah II bin Yazid inilah cabang
yang pertama berakhir. Kemudian dilanjutkan dengan cabang yang kedua, dari
keluarga Abul ‘Ash bin Umayyah. Pada cabang yang kedua ini, pemerintah berjalan
lama dan turun-temurun. Khalifah yang pertama dari cabang yang kedua ini yaitu,
Marwan bin Hakam. Dari sinilah lahirlah pemimpin-pemimpin yang nantinya menjadi
khalifah Bani Umayyah selanjutnya.
Pada masa Dinasti Ummayah ini, kebudayaan mengalami
perkembangan bila dibandingkan dengan perkembangan yang ada pada masa
sebelumnya, yakni pada masa khulafaur Rasyidin. Demikian pula perkembangan ilmu
pengetahuan mengalami perkembangan dengan baik. Diantara kebudayaan islam yang
mengalami perkembangan pada masa ini adalah seni sastra, seni rupa, seni suara,
seni bangunan, dan sebagainya. Pada masa ini telah banyak bangunan hasil
rekayasa umat islam dengan mengambil pola romawi, persia dan arab. Salah satu
dari bangunan itu adalah Masjid Damaskus yang dibangun pada masa pemerintahan
Walid Bin Abdul Malik dengan hiasan dinding dan ukiran yang sangat indah.
Contoh lain adalah bangunan masjid di Cordova yang terbuat dari batu
pualam.
Pada masa daulah Bani Umayyah perkembangan kebudayaan
mengalami kemajuan dan juga bidang seni, terutama seni bahasa, seni suara, seni
rupa, seni bangunan (arsitektur) dan seni musik.
B. Peninggalan – peninggalan pada Dinasti Bani Umayyah
A. Seni bahasa
Kemajuan seni bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan bahasa.
Sedangkan kemajuan bahasa mengikuti kemajuan bangsa. Pada masa daulah Bani
Umanyyah kaum muslimin sudah mencapai kemajuan dalam berbagai bidang, yaitu
bidang politik, bidang ekonomi, bidang sosial, dan bidang ilmu pengetahuan.
Dengan sendirinya kosa kata bahasa menjadi bertambah dengan kata-kata dan
istilah-istilazh baru yang tidak terdapat pada zaman sebelumnya. Kota Barsah
dan Kufah pada zaman itu merupakan pusat perkembangan ilmu dan sastra (adab).
Di kedua kota itu orang-orang Arab muslim bertukar pikiran dalam diskusi
-diskusi ilmiah dengan orang-orang dari bangsa yang telah mengalami kemajuan
terlebih dahulu. Di kota itu pula banyak kaum muslimin yang aktif menyusun dan
menuangkan karya mereka dalam berbagai bidang ilmu. Maka dengan demikian
berkembanglah ilmu tata bahasa (ilmu nahwu dan ilmu shorof) dan ilmu balaghah,
serta banyak pula lahir penyair-penyair terkenal.
Perkembangan bahasa dan sastra
Pada masa
pemerintahan Abdul Malik Bin Marwan, bahasa Arab digunakan sebagai administrasi
negara. Dengan penggunaan bahasa Arab yang makin luas, dibutuhkan suatu panduan
bahasa yang dapat dipergunakan oleh semua golongan . hal itu mendorong lahirnya
seorang ahli bahasa yang bernama Syibawaih. Mengarang sebuah buku yang berisi
pokok-pokok kaidah bahasa Arab yang berjudul Al-Kitab. Buku tersebut bahkan
termansyur hingga saat ini.
Bidang
kesusastraan juga mengalami kemajuan. Hal itu ditandai dengan munculnya
sastrawan-sastrawan berikut yaitu:
a. Qays Bin
Mullawah menyusun buku Laila majnun wafat tahun 699 M.
b. Jamil Al-Uzri wafat tahun 701 M
c. Al-Akhtal wafat
tahun 710 M
d. Umar Bin Abi
Rubi’ah wafat tahun 719 M
e. Al-Farazdaq
wafat tahun 732 M
f. Ibnu Al-Muqoffa
wafat tahun 756 M
g. Ibnu Jarir
wafat tahun 792 M
B. Seni rupa
Seni rupa yang berkembang pada zaman daulah Bani Umayyah hanyalah seni ukir,seni
pahat, sama halnya dengan zaman permulaan, seni ukir yang berkrmbang pesat,
pada zaman itu ialah penggunaan khat arab (kaligrafi) sebagai motif ukiran.
Yang terkenal dan maju ialah, seni ukir di dinding tembok. Banyak Al-Qur’an,
hadist nabi dan rengkuman syair yang dipahan dan di ukir pada tembok dinding
bangunan masjid, istana, gudung-gedung.
Kebanyakan teolog islam menyatakan bahwa melukiskan manusia dan hewan
merupakan hak prerogatif Tuhan, dan menganggap orang yang melanggar
batasan itu sebagai penghina agama. Penentangan terhadap senirupa ini, sebagai
konsekuesi monoteisme ketat dalam Alquran, dan larangan untuk menyembah
berhala, didasarkan atas larangan langsung dalam sebuah hadist yang akan
mendapat siksa paling keras pada hari pembalasan adalah para pelukis. Istilah
yang digunakan,mushawwirun (pelukis), juga mencakup para pembuat
patung. Karenanya, tidak ada satu pun gambar manusia yang ditemukan dalam
masjid, tapi dalam beberapa kesempatan kita bisa menemukannya di dalam istana
dan sejumlah karya tulis. Hampir semua motif hiasan dalam kesenian islam
menggunakan motif-motif tanaman atau garis-garis geometris. Prestasi yang
dicapai pada abad-abad berikutnya dalam bidang ini ditunjukkan dengan munculnya
“arabisque” yang dalam bahasa Eropa, merujuk pada jenis dekorasi tertentun dari
Arab. Namun, orang Arab sendiri tidak memiliki cita rasa seni lukis atau
patung, seperti yang terlihat jelas pada peninggalan mereka di Semenanjung
Arab, dan beberapa gambaran yang terdapat di tempat-tempat suci mereka. Apa
yang kita sebut sebagai senirupa islam adalah unsur gabungan dari berbagai
sumber, motif, dan gaya, yang kebanyakan merupakan hasil kejeniusan artistik
masyarakat takklukkan, yang berkembang di bawah kekuasan Islam, dan disesuaikan
dengan tuntutan agama islam.
Gambaran paling awal senirupa Islam adalah lukisan di Qushayr Amrah, yang
menampilkan karya para pelukis kristen. Pada dinding-dinding tempat
peristirahatan dan pemandian al- Walid 1 di Transyordania terdapat gambar enem
raja. Ganbar-gambar simbolis lainnya melukiskan kemenangan, filsafat, sejarah
dan puisi. Gambar tentang aktifitas berburu melukiskan seekor singa yang
menerkam seekor keledai liar. Sejumlah lukisan telanjang menggambarkan seorang
penari, musisi, dan pelawak. Hiasan tersebut terdiri atas bentuk lipatan kain,
dedaunan yang keluar dari pot-pot bunga, tanaman menjalar, pohon kurma , dan
buah kurma dengan setandan buah, pohon rindang, dan burung padang pasir.
Tulisannya kebanyakan dalam bahasa Arab dan beberapa yang lain berbahasa
Yunani.
C. Seni Suara
Perkembangan seni suara pada zaman pemerintahan daulat
bani umayyah yang terpenting ialah Qira’atul Qur’an, Qasidah, musik dan
lagu-lagu lainya yang bertema cinta kasih.
D. Seni Bangunan (
Arsitektur)
Pada masa
pemerintahan daulat bani umayyah masih berpusat pada seni bangunan sipil,
seperti bangunan kota damaskus, kota dairuwan. Kota Al-Azahra, adapun seni
bangunan agama antara lain bangunan masjid damaskus dan masjid kairuwan, begitu
juga seni bangunan yang terdapat pada benteng-benteng pertahanan masa itu.
Adapun kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan perkembangnya dilakukan dengan
jalan memberikan dorongan/motivasi dari para khalifah. Para khalifah selaku
memberikan hadiah-hadiah cukup besar bagi para ul,ama, ilmuan serta para
seniman yang berprestasi dalam bidang ilmu pengetahuan disediakan anggaran oleh
negara, itulah sebabnya ilmu pengetahuan berkembang dengan pastinya.
Pusat
penyebaran ilmu pengetahuan pada masa itu terdapat masjid-masjid.
Di masjid-masjid itulah terdapat kelompok belajar dengan masing-masing
gurunya yang mengajar ilmu pengetahuan agama yang berkembang pada saat itu
antara lain ialah ilmu qira’at, tafsir, hadist fiqih, nahwu, balaghah. Ilmu
tafsir pada masa itu belum mengalami perkembangan pesat sebagaimana yang
terjadi pada masa pemerintahan daulah Bani Abasiyah, tafsir berkembang dari
lisan ke lisan sampai akhirnya tertulis. Ahli tafsir yang pertama pada masa itu
ialah Ibnu abbas, salah seorang sahabat Nabi yang sekaligus juga paman Nabi
yang terkenal. Untuk perkembangan ilmu Hadist sendiri terjadi setelah
ditemuklan banyak penyimpanan dan penyelewengan dalam meriwayatkan hadist atau
setelah diketahui banyaknya hadist palsu yang dibuat oleh kelompok tertentu
untuk kepentingan politik. Karena itulah dirasakan adanya keperluan untuk
menyusun buku hadist. Diantara para ahli hadist (muhaddist) yang terkenal masa
itu ialah Muhammad bin syihab a-suhri, beliau pula yng mula-mula menyusun ilmu
hadist dan mula-mula membukukan perkataan, perbuatan, ketatapan ataupun
sifat-sifat nabi saw yang disebut dengan hadist itu.
E. Seni Musik
Ofesional jahiliyah adalah perempuan.
Mengenai perkembangan lagu dan nyanyian, bisa dikatakan bahwa pada masa pra
islam, orang Arab memiliki beberapa jenis lagu kemenangan, perang, keagamaan,
dan cinta. Orang Arab Selatan juga memiliki jenis lagu dan instrumen musik
tersendiri, yang belum banyak kita ketahui, tapi kita masih ragu apakah
fenomena itu turut membentuk sebagian khazanah musik Arab Utara, dan
orang Arab islam atau tidak. Masyarakat pra-Islam di Hijaz menggunakan tambur
segi empat, seruling, dan suling rumput atau ubu gambus dari kulit.
Pada masa Nabi, pengaruh musik asing mulai terlihat. Para putra mahkota
Gassan menyanyikan lagu chorus dengan para biduanita Yunani. Sebelumnnya, orang
lakhmi di Hirah juga telah menggunakan gambus dari kayu, yang kemudian ditiru
oleh orang Hijaz.kebanyakan penyanyi perempuan, dan Aghani, yang
merupakan buku kumpulan lagu, menyebutkan beberapa diantaranya. Beberapa elegi
yang meratapi pahlawan terkenal, Shakhr, yang dibuat oleh saudara perempuannya,
al-Khansa, yang semasa dengan Nabi dan dianggap sebagai penyair perempuan
terbesar Arab, merupakan sebuah nyanyian. Kebanyakan penyair pra-Islam
melantunkan gubahannya menjadi lagu.
Kecaman Muhammad terhadap para penyair, muncul tidak hanya karena mereka
penyair, tapi karene mereka menjadi corong para penyembah berhala. Nabi
mendiskreditkan musik, juga karena musik diasosiasikan dengan ritual ibadah
kaum pagan.
Pada perkembangan berikutnya, setelah Nabi wafat, muncul apresiasi
masyarakat terhadap musik dalam islam. Fenomena itu segera mengubah
kecenderungan masyarakat Hijaz tentang musik ke arah norma-norma estetika,
terutama di bawah kekuasaan Ustman, khalifah pertama yang memiliki selera
kemewahan dan penampilan. Paduan indah antara suara dan alat musik mulai
dipelajari. Kemudian pemusik laki-laki profesional muncul untuk pertama kalinya
dengan julukan Mukhannatsun orang yang bersikap feminim.
Thuways merupakan salah satu tokoh yang memperkenalkan ritme ke dalam musik
Arab, dan menjadi orang pertama yang menyanyi dalam bahasa Arab sambil diiringi
oleh tambur. Generasi pertama biduan islam, yang dipelopori oleh
Thuways,terdiri atas orang-orang permisif . Thuways memiliki banyak murid, yang
paling terkenal diantaranya adalah Ibn Surayj yang dipandang sebagai salah satu
dari empat penyanyi terbesar islam.
Sa’id, musisi pertama Mekah dan mungkin yang terbesar pada masa Dinasti
Umayyah, telah melakukan perjalanan ke Suriah dan Persia, dan menjadi orang
pertama yang menerjemahkan lagu-lagu Bizantium dan persia ke bahasa Arab. Ia
juga merupakan orang pertama yang menyusun secara sistematis teori dan praktik
musik Arab pada masa-masa klasik. Muridnya yang lain adalah al-Gharid, dua
orang lainnya adalah Ibn Muhriz seorang keturunan persia, dan Ma’bad , orang
madinah keturunan negro yang merupakan biduan favorit keluarga al-Walid I,
Yazid II, dan al-Walid II. Sebelum tinggal di ibukota, Ma’bad menjadi penyanyi
keliling di Arab. Diantara biduanita Jamilah, seorang perempuan merdeka dari
Madinah, merupakan ratu para biduanita generasi partama. Kediamannya menjadi
pusat daya tarik bagi para musisi dan penyanyi Mekah, juga Madinah yang
kebanyakan menjadi murid-muridnya.peristiwa yang sangat mengesankan selama
karir Jamilah adalah ketika ia pergi haji ke Mekah memimpin barisan penyanyi
dan penulis lagu, penyair dan pemusik, fans, dan sahabat, yang semuanya
mengenakan busana unik sambil menunggang kuda yang dihias.
Konser-konser dan pementasan musik glamor yang diadakan di rumah-rumah
istri para bangsa bangsawan telah menarik banyak peminat seni. Pada saat seni,
gambus kayu yang diperkenalkan dari Persia melalui Hirah, sebagian telah
digantikan oleh gambus kulit. Alat petik lain yang paling disenangi adalah
mi’zafah, harpa. Alat musik tiup terdiri atas seluring, suling rumput, dan
terompet besar. Alat musik pukul terdiri dari tambur segi empat, yang terutama
disenangi oleh perempuan, drum.
Dengan demikian, pada masa Dinasti umayyah, mekah, lebih kusus lagi
Madinah, merupakan tempat yang kondusif bagi perkembangan lagu dan musik.
Kedua kota itu memunculkan generasi-generasi biduan baru yang terus meningkat,
dan menerukan karier mereka di ibukota kerajaan, damaskus. Upaya-upaya protes
yang dilakukan para ulama tidak membutuhkan hasil. Kalangan konservasif dan
para ulama berkali-kali mengemukakan keberatan mereka, menganalogikan musik dan
lagu dengan minum arak dan bertaruh yang merupakan kesenangan yang terlarang
F. Seni kerajinan
Bidang ini yang
menonjol adalah jasa Koholifah Abdul Malik, yaitu pembuatan Tiraz (semacam
kerajinan bordir) terutama cap resmi yang dietak pada pakaian Khalifah dan para
pembesar kerajaan
G. Seni Lukis
Bidang ini dikebangkan pada masa Khalifah Walid 1, yaitu kaligrafi untuk masjid-masjid,
dan lukisan-lukisan berupa gambar-gambar binatang dalam gaya hellenisme untuk
bangunan-bangunan selain masjid.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kita tahu bahwa dalam pemerintahan bani umayyah tidak melupakan akan budaya
dan seni-seni arsitektur sehingga kejayaan bani umayah pun bisa terlihat, meski
dalam mengembangkan sya’ir tidak begitu melesat seperti perkembangan seni
bahasa dan seni ukir. Maka dari sinilah kita bisa tahu kalau bani umayah
memberikan andil besar dalam perkembangan seni-seni islam di Arab. Dengan
dibuktikannya begitu banyak bangunan-bangunan besar yang ditinggalkan.
Dalam daulah Bani Umayyah perkembangan kebudayaan mengalami kemajuan dan
juga bidang seni, terutama pada seni bahasa, seni suara, seni rupa, seni
bangunan (arsitektur) seni kerajinan, seni lukis, dan seni musik.
B.DAFTAR PUSTAKA
Abuzaeni.2015.Dinasti
Bani Umayyah “Seni dan Kebudayaan”,[ off line ].Tersedia : http://kumpulan-makalah-7.blogspot.co.id/2013/03/dinasti-bani-umayyah-seni-dan-kebudayaan.html
[ 06 September 2015 ]
Diposting oleh
fitsan
di
23.50