This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

happy cake

Resep Black Forest Kukus dan Cara Pembuatannya

Bahan-Bahan Resep Black Forest Kukus

  1. 100 ml susu cair
  2. 75 gr margarin yg sudah dicairkan
  3. 75 - 100 gr dark cooking chocolate
  4. 250 gr gula pasir halus
  5. 6 butir telur ayam
  6. 200 gr tepung terigu protein sedang
  7. 1/2 sdt baking powder
  8. 1 sdt cake emulsifier / TBM

Bahan Topping dan Isian

  1. Coklat batangan, serut
  1. Butter cream
  2. Cherry

Cara Membuat Black Forest Kukus

  1. Sebagai langkah pertama, campurkan tepung terigu dengan baking powder, ayak biar tidak menggumpal dan sisihkan.
  2. Agar mudah dan cepat saat membuat adonan, campurkan susu cair terlebih dahulu dengan mentega / margarin cair serta dark cooking chocolate yang sudah dirajang / dipotong kecil-kecil. Panaskan dalam panci dan rebus dengan api kecil agar susu tidak pecah dan aduk hingga tercampur dan larut, angkat dan biarkan hingga mendingin.
  3. Kocok telur bersama gula pasir dan cake emulsifier / TBM hingga mengembang. Setelah telur mengembang sempurna, masukkan tepung terigu yang sudah dicampurkan dengan baking soda sedikit demi sedikit sambil terus diaduk. Masukkan pula campuran susu cair dan dark cooking chocolate serta margarin yang telah kita buat sebelumnya dan aduk terus hingga adonan tercampur rata.
  4. Tuangkan kedalam loyang / cetakan dan adonan siap dikukus.
  5. Saatnya pengukusan, siapkan panci dan isi dengan air secukupnya. Nyalakan kompor dan biarkan airnya mendidih dan ruang pengukusan telah benar-benar panas. Untuk menghemat waktu, langkah ini sebaiknya dipersiapkan sejak awal, jadi pas adonan selesai dibuat panci sudah dalam keadaan panas. 
  6. Setelah air didalam panci mendidih dan ruang pengukusan benar-benar panas, masukkan adonan tersebut dan kukus selama kurang lebih 20 menit.
  7. Angkat kue dari panci dan hias dengan isian dan topping sesuai selera dan kreasi sendiri.
Catatan : Takaran untuk resep black forest kukus diatas tidak bersifat mutlak, selera orang pasti berbeda-beda. Untuk mendapatkan tekstur yang pas sesuai dengan selera memang diperlukan eksperimen, barulah nanti ditemukan komposisi yang pas sesuai selera kita. Sekali dua kali gagal itu wajar, karena semua memerlukan pembelajaran yang dapat menjadi pengalaman berharga. Demikian resep black forest kukus versi Jajan Pinggiran, dan semoga bermanfaat ! 1 komentar

Peninggalan pada dinasti umayyah


MAKALAH SKI














Untuk Memenuhi Tugas SKI kepada guru mata pelajaran, yakni
Ust. Asep Muhidin S.Pd.I

 Oleh : Elza Fitria Susanti






MA AMAL ISLAMI FULL DAY AND BOARDING SCHOOL
Jl. Sindang Sari Lembur Pasir No.100  Kec. Lembur Situ Kota Sukabumi






Kata Pengantar


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman, islam, ihsan dengan atas ijinNya saya bisa menyelesaikan tugas Sejarah Kebudayaan Islam yakni membuat makalah yang berjudul PENINGGALAN – PENINGGALAN KEBUDAYAAN ISLAM PADA MASA DINASTI BANI UMAYYAH.

Dengan ini saya menyatakan banyak terima kasih kepada semuanya khususnya guru – guru baik di sekolah  maupun pesantren yang telah memberikan kesempatan sehingga saya bisa menyelesaikan tugas tersebut.
           

Mohon maaf apa bila ada kekurangan dan  kesalahan pada makalah ini, saya meminta kepada bapak untuk memberi kritik dan saran di karnakan saya masih proses pembelajaran.

Terimakasih.



Sukabumi,06 September 2015






                                                                                                                          PENULIS

























Daftar Isi


Kata Pengantar.....................................................................................................             i
Daftar Isi..............................................................................................................             ii
Pendahuluan .......................................................................................................             iii
Bab I ....................................................................................................................             iv
a.     Latar Belakang .....................................................................................             iv
b.     Rumusan Masalah.................................................................................             iv
c.      Tujuan Pembuatan Makalah.................................................................             iv
Pembahasan.........................................................................................................
Bab II....................................................................................................................             v
a.      Sejarah Bani Umayyah.........................................................................             v
b.     Peninggalan Pada Masa Dinasti Bani Umayyah....................................             v
Penutup.................................................................................................................
Bab III..................................................................................................................             vi
a.     Kesimpulan............................................................................................           vi
b.     Daftar Pustaka............................................................................................             vi






BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Dinasti Umayyah didirikan pada 40-H/660-M dengan di nobatkannya Mu’awiyah sebagai khalifah di ‘Iiiya’ (yerusalem) selama berdirinya dinasti umayyah dan di pegangnya sistem pemerintahan ditangan di tangan bani Umayyah maka segi geografispun dirubah. Bagaimana saat itu pusat pemerintahan di pindah ke Suriah, Damaskus sebagai ibu kota kerajaan islam. Disitulah berbagai macam perubahan pun terjadi, baik dari segi politik , keilmuan, kemiliteran,  bidang sosial dan bidang seni, arsitektur.

Hal tersebut merupakan sebuah gerakan baru yang di lakukan oleh dinasti Umayyah pada saat memegang kursi kepemerintahan islam masa itu. Dengan tujuan untuk memperluas ataupun berjauang  diatas bendera islam begitu banyak negara-negara yang berhasil ditahlukkan. Tapi saya menulis makalah ini tidaklah membahas akan gejolak politik ataupun model-model perkembangan ajaran islam, melainkan disini kami ingin memaparkan akan peninggalan-peninggalan pada masa peradaban dinasti Umayyah. Karna kami melihat bahwa suatu kerajaan terlihat besar bukan karna kekuatan militer atau pun setrategi berpolitik yang baik, melainkan kerajaan yang besar adalah kerajaan yang mampu memberi peninggalan pada anak cucunya berupa sesuatu yang bersifat dapat di pelajari dan di ambil manfaat dalam kehidupan,

Jadi hal tersebut akhirnya penulis mencoba untuk memaparkan serta memberi informasi kepada pembaca akan pentingnya kita belajar tentang peninggalan kerajaan-kerajaan islam khususnya pada masa dinasti bani umayah yang begitu memberi angin segar terhadap perkembangan islam sampai saat ini.


B.    Rumusan Masalah.

a. Bagaimana perkembangan seni bahasa pada saat dinasti Umayyah?
b. Bagaimana perkembangan senirupa pada saat dinasti Umayyah?
c. Bagaimana perkembangan seni suara pada saat dinasti Umayyah?
 d. Bangunan apa saja yang telah ditinggalkan oleh bani Umayyah yang
     berupa arsitektur?
 e. Bagaimana perkembangan seni musik pada saat dinasti Umayyah?

C.     Tujuan Pembuatan Makalah

a.      Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan sejarah kebudayaan islam
b.      Menjelaskan perkembangan seni bahasa pada masa dinasti Umayyah
c.    Menjelaskan perkembangan senirupa yang di capai semasa dinasti  
          Umayyah.
d.     Menjelaskan perkembangan seni suara pada massa dinasti Umayyah.
e.     Menjelaskan dan memberi gambaran akan peninggaln-peninggalan
           dinasti Umayyah.
f.      Menjelaskan perkembangan seni musik pada massa dinasti Umayyah.

BAB II
PEMBAHASAN


A. Sejarah Bani Umayyah

            Daulah Umayah (41-132H/661-750M) yang berkedudukan di Damaskus, para penguasanya berasal dari satu keturunan yaitu keturunan Umayah bin Abdu Syam bin Abdu Manaf. Dalam kekhalifahan Bani Umayah terdapat dua cabang, yang pertama adalah keluarga Harb bin Umayah, dan kedua adalah keluarga Abdul ‘Ash bin Umayah.
Khalifah-khalifah yang berasal dari cabang yang pertama yaitu Mu’awiyah bin Abu Sofyan bin Harb, Yazid bin Muawiyah dan Muawiyah II bin Yazid. Pada Muawiyah II bin Yazid inilah cabang yang pertama berakhir. Kemudian dilanjutkan dengan cabang yang kedua, dari keluarga Abul ‘Ash bin Umayyah. Pada cabang yang kedua ini, pemerintah berjalan lama dan turun-temurun. Khalifah yang pertama dari cabang yang kedua ini yaitu, Marwan bin Hakam. Dari sinilah lahirlah pemimpin-pemimpin yang nantinya menjadi khalifah Bani Umayyah selanjutnya.
Pada masa Dinasti Ummayah ini, kebudayaan mengalami perkembangan bila dibandingkan dengan perkembangan yang ada pada masa sebelumnya, yakni pada masa khulafaur Rasyidin. Demikian pula perkembangan ilmu pengetahuan mengalami perkembangan dengan baik. Diantara kebudayaan islam yang mengalami perkembangan pada masa ini adalah seni sastra, seni rupa, seni suara, seni bangunan, dan sebagainya. Pada masa ini telah banyak bangunan hasil rekayasa umat islam dengan mengambil pola romawi, persia dan arab. Salah satu dari bangunan itu adalah Masjid Damaskus yang dibangun pada masa pemerintahan Walid Bin Abdul Malik dengan hiasan dinding dan ukiran yang sangat indah. Contoh lain adalah bangunan masjid di Cordova yang terbuat dari batu pualam. 
Pada masa daulah Bani Umayyah perkembangan kebudayaan mengalami kemajuan dan juga bidang seni, terutama seni bahasa, seni suara, seni rupa,  seni bangunan (arsitektur) dan seni musik.

B. Peninggalan – peninggalan pada Dinasti Bani Umayyah

A.    Seni bahasa

Kemajuan seni bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan bahasa. Sedangkan kemajuan bahasa mengikuti kemajuan bangsa. Pada masa daulah Bani Umanyyah kaum muslimin sudah mencapai kemajuan dalam berbagai bidang, yaitu bidang politik, bidang ekonomi, bidang sosial, dan bidang ilmu pengetahuan. Dengan sendirinya kosa kata bahasa menjadi bertambah dengan kata-kata dan istilah-istilazh baru yang tidak terdapat pada zaman sebelumnya. Kota Barsah dan Kufah pada zaman itu merupakan pusat perkembangan ilmu dan sastra (adab). Di kedua kota itu orang-orang Arab muslim bertukar pikiran dalam diskusi -diskusi ilmiah dengan orang-orang dari bangsa yang telah mengalami kemajuan terlebih dahulu. Di kota itu pula banyak kaum muslimin yang aktif menyusun dan menuangkan karya mereka dalam berbagai bidang ilmu. Maka dengan demikian berkembanglah ilmu tata bahasa (ilmu nahwu dan ilmu shorof) dan ilmu balaghah, serta banyak pula lahir penyair-penyair terkenal.

Perkembangan bahasa dan sastra
Pada masa pemerintahan Abdul Malik Bin Marwan, bahasa Arab digunakan sebagai administrasi negara. Dengan penggunaan bahasa Arab yang makin luas, dibutuhkan suatu panduan bahasa yang dapat dipergunakan oleh semua golongan . hal itu mendorong lahirnya seorang ahli bahasa yang bernama Syibawaih. Mengarang sebuah buku yang berisi pokok-pokok kaidah bahasa Arab yang berjudul Al-Kitab. Buku tersebut bahkan termansyur hingga saat ini.
Bidang kesusastraan juga mengalami kemajuan. Hal itu ditandai dengan munculnya sastrawan-sastrawan berikut yaitu:
a.       Qays Bin Mullawah menyusun buku Laila majnun wafat tahun 699 M.
b.      Jamil Al-Uzri wafat tahun 701 M
c.       Al-Akhtal wafat tahun 710 M
d.      Umar Bin Abi Rubi’ah wafat tahun 719 M
e.       Al-Farazdaq wafat tahun 732 M
f.       Ibnu Al-Muqoffa wafat tahun 756 M
g.      Ibnu Jarir wafat tahun 792 M

B.     Seni rupa

Seni rupa yang berkembang pada zaman daulah Bani Umayyah hanyalah seni ukir,seni pahat, sama halnya dengan zaman permulaan, seni ukir yang berkrmbang pesat, pada zaman itu ialah penggunaan khat arab (kaligrafi) sebagai motif ukiran. Yang terkenal dan maju ialah, seni ukir di dinding tembok. Banyak Al-Qur’an, hadist nabi dan rengkuman syair yang dipahan dan di ukir pada tembok dinding bangunan masjid, istana, gudung-gedung.
Kebanyakan teolog islam menyatakan bahwa melukiskan manusia dan hewan merupakan hak prerogatif  Tuhan, dan menganggap orang yang melanggar batasan itu sebagai penghina agama. Penentangan terhadap senirupa ini, sebagai konsekuesi monoteisme ketat dalam Alquran, dan larangan untuk menyembah berhala, didasarkan atas larangan langsung dalam sebuah hadist yang akan mendapat siksa paling keras pada hari pembalasan adalah para pelukis. Istilah yang digunakan,mushawwirun (pelukis), juga mencakup para pembuat patung. Karenanya, tidak ada satu pun gambar manusia yang ditemukan dalam masjid, tapi dalam beberapa kesempatan kita bisa menemukannya di dalam istana dan sejumlah karya tulis. Hampir semua motif  hiasan dalam kesenian islam menggunakan motif-motif tanaman atau garis-garis geometris. Prestasi yang dicapai pada abad-abad berikutnya dalam bidang ini ditunjukkan dengan munculnya “arabisque” yang dalam bahasa Eropa, merujuk pada jenis dekorasi tertentun dari Arab. Namun, orang Arab sendiri tidak memiliki cita rasa seni lukis atau patung, seperti yang terlihat jelas pada peninggalan mereka di Semenanjung Arab, dan beberapa gambaran yang terdapat di tempat-tempat suci mereka. Apa yang kita sebut sebagai senirupa islam adalah unsur gabungan dari berbagai sumber, motif, dan gaya, yang kebanyakan merupakan hasil kejeniusan artistik masyarakat takklukkan, yang berkembang di bawah kekuasan Islam, dan disesuaikan dengan tuntutan agama islam.
Gambaran paling awal senirupa Islam adalah lukisan di Qushayr Amrah, yang menampilkan karya para pelukis kristen. Pada dinding-dinding tempat peristirahatan dan pemandian al- Walid 1 di Transyordania terdapat gambar enem raja. Ganbar-gambar simbolis lainnya melukiskan kemenangan, filsafat, sejarah dan puisi. Gambar tentang aktifitas berburu melukiskan seekor singa yang menerkam seekor keledai liar. Sejumlah lukisan telanjang menggambarkan seorang penari, musisi, dan pelawak. Hiasan tersebut terdiri atas bentuk lipatan kain, dedaunan yang keluar dari pot-pot bunga, tanaman menjalar, pohon kurma , dan buah kurma dengan setandan buah, pohon rindang, dan burung padang pasir. Tulisannya kebanyakan dalam bahasa Arab dan beberapa yang lain berbahasa Yunani.

C.    Seni Suara
Perkembangan seni suara pada zaman pemerintahan daulat bani umayyah yang terpenting ialah Qira’atul Qur’an, Qasidah, musik dan lagu-lagu lainya yang bertema cinta kasih. 



D.    Seni Bangunan ( Arsitektur)

Pada masa pemerintahan daulat bani umayyah masih berpusat pada seni bangunan sipil, seperti bangunan kota damaskus, kota dairuwan. Kota Al-Azahra, adapun seni bangunan agama antara lain bangunan masjid damaskus dan masjid kairuwan, begitu juga seni bangunan yang terdapat pada benteng-benteng pertahanan masa itu. Adapun kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan perkembangnya dilakukan dengan jalan memberikan dorongan/motivasi dari para khalifah. Para khalifah selaku memberikan hadiah-hadiah cukup besar bagi para ul,ama, ilmuan serta para seniman yang berprestasi dalam bidang ilmu pengetahuan disediakan anggaran oleh negara, itulah sebabnya ilmu pengetahuan berkembang dengan pastinya.
Pusat penyebaran ilmu pengetahuan pada masa itu terdapat masjid-masjid. Di masjid-masjid itulah terdapat kelompok belajar dengan masing-masing gurunya yang mengajar ilmu pengetahuan agama yang berkembang pada saat itu antara lain ialah ilmu qira’at, tafsir, hadist fiqih, nahwu, balaghah. Ilmu tafsir pada masa itu belum mengalami perkembangan pesat sebagaimana yang terjadi pada masa pemerintahan daulah Bani Abasiyah, tafsir berkembang dari lisan ke lisan sampai akhirnya tertulis. Ahli tafsir yang pertama pada masa itu ialah Ibnu abbas, salah seorang sahabat Nabi yang sekaligus juga paman Nabi yang terkenal. Untuk perkembangan ilmu Hadist sendiri terjadi setelah ditemuklan banyak penyimpanan dan penyelewengan dalam meriwayatkan hadist atau setelah diketahui banyaknya hadist palsu yang dibuat oleh kelompok tertentu untuk kepentingan politik. Karena itulah dirasakan adanya keperluan untuk menyusun buku hadist. Diantara para ahli hadist (muhaddist) yang terkenal masa itu ialah Muhammad bin syihab a-suhri, beliau pula yng mula-mula menyusun ilmu hadist dan mula-mula membukukan perkataan, perbuatan, ketatapan ataupun sifat-sifat nabi  saw yang disebut dengan hadist itu.

E.     Seni Musik

Ofesional jahiliyah adalah perempuan. Mengenai perkembangan lagu dan nyanyian, bisa dikatakan bahwa pada masa pra islam, orang Arab memiliki beberapa jenis lagu kemenangan, perang, keagamaan, dan cinta. Orang Arab Selatan juga memiliki jenis lagu dan instrumen musik tersendiri, yang belum banyak kita ketahui, tapi kita masih ragu apakah fenomena itu turut  membentuk sebagian khazanah musik Arab Utara, dan orang Arab islam atau tidak. Masyarakat pra-Islam di Hijaz menggunakan tambur segi empat, seruling, dan suling rumput atau ubu gambus dari kulit.
Pada masa Nabi, pengaruh musik asing mulai terlihat. Para putra mahkota Gassan menyanyikan lagu chorus dengan para biduanita Yunani. Sebelumnnya, orang lakhmi di Hirah juga telah menggunakan gambus dari kayu, yang kemudian ditiru oleh orang Hijaz.kebanyakan penyanyi perempuan, dan Aghani, yang merupakan buku kumpulan lagu, menyebutkan beberapa diantaranya. Beberapa elegi yang meratapi pahlawan terkenal, Shakhr, yang dibuat oleh saudara perempuannya, al-Khansa, yang semasa dengan Nabi dan dianggap sebagai penyair perempuan terbesar Arab, merupakan sebuah nyanyian. Kebanyakan penyair pra-Islam melantunkan gubahannya menjadi lagu.
Kecaman Muhammad terhadap para penyair, muncul tidak hanya karena mereka penyair, tapi karene mereka menjadi corong para penyembah berhala. Nabi mendiskreditkan musik, juga karena musik diasosiasikan dengan ritual ibadah kaum pagan.
Pada perkembangan berikutnya, setelah Nabi wafat, muncul apresiasi masyarakat terhadap musik dalam islam. Fenomena itu segera mengubah kecenderungan masyarakat Hijaz tentang musik ke arah norma-norma estetika, terutama di bawah kekuasaan Ustman, khalifah pertama yang memiliki selera kemewahan dan penampilan. Paduan indah antara suara dan alat musik mulai dipelajari. Kemudian pemusik laki-laki profesional muncul untuk pertama kalinya dengan julukan  Mukhannatsun orang yang bersikap feminim.

Thuways merupakan salah satu tokoh yang memperkenalkan ritme ke dalam musik Arab, dan menjadi orang pertama yang menyanyi dalam bahasa Arab sambil diiringi oleh tambur. Generasi pertama biduan islam, yang dipelopori oleh Thuways,terdiri atas orang-orang permisif . Thuways memiliki banyak murid, yang paling terkenal diantaranya adalah Ibn Surayj yang dipandang sebagai salah satu dari empat  penyanyi terbesar islam.
Sa’id, musisi pertama Mekah dan mungkin yang terbesar pada masa Dinasti Umayyah, telah melakukan perjalanan ke Suriah dan Persia, dan menjadi orang pertama yang menerjemahkan lagu-lagu Bizantium dan persia ke bahasa Arab. Ia juga merupakan orang pertama yang menyusun secara sistematis teori dan praktik musik Arab pada masa-masa klasik. Muridnya yang lain adalah al-Gharid, dua orang lainnya adalah Ibn Muhriz seorang keturunan persia, dan Ma’bad , orang madinah keturunan negro yang merupakan biduan favorit keluarga al-Walid I, Yazid II, dan al-Walid II. Sebelum tinggal di ibukota, Ma’bad menjadi penyanyi keliling di Arab. Diantara biduanita Jamilah, seorang perempuan merdeka dari Madinah, merupakan ratu para biduanita generasi partama. Kediamannya menjadi pusat daya tarik bagi para musisi dan penyanyi Mekah, juga Madinah yang kebanyakan menjadi murid-muridnya.peristiwa yang sangat mengesankan selama karir Jamilah adalah ketika ia pergi haji ke Mekah memimpin barisan penyanyi dan penulis lagu, penyair dan pemusik, fans, dan sahabat, yang semuanya mengenakan busana unik sambil menunggang kuda yang dihias.
Konser-konser dan pementasan musik glamor yang diadakan di rumah-rumah istri para bangsa bangsawan telah menarik banyak peminat seni. Pada saat seni, gambus kayu yang diperkenalkan dari Persia melalui Hirah, sebagian telah digantikan oleh gambus kulit. Alat petik lain yang paling disenangi adalah mi’zafah, harpa. Alat musik tiup terdiri atas seluring, suling rumput, dan terompet besar. Alat musik pukul terdiri dari tambur segi empat, yang terutama disenangi  oleh perempuan, drum.
Dengan demikian, pada masa Dinasti umayyah, mekah, lebih kusus lagi Madinah, merupakan tempat yang kondusif  bagi perkembangan lagu dan musik. Kedua kota itu memunculkan generasi-generasi biduan baru yang terus meningkat, dan menerukan karier mereka di ibukota kerajaan, damaskus. Upaya-upaya protes yang dilakukan para ulama tidak membutuhkan hasil. Kalangan konservasif dan para ulama berkali-kali mengemukakan keberatan mereka, menganalogikan musik dan lagu dengan minum arak dan bertaruh yang merupakan kesenangan yang terlarang

F.     Seni kerajinan
Bidang ini yang menonjol adalah jasa Koholifah Abdul Malik, yaitu pembuatan Tiraz (semacam kerajinan bordir) terutama cap resmi yang dietak pada pakaian Khalifah dan para pembesar kerajaan

G.    Seni Lukis
             Bidang ini dikebangkan pada masa Khalifah Walid 1, yaitu kaligrafi untuk masjid-masjid, dan lukisan-lukisan berupa gambar-gambar binatang dalam gaya hellenisme untuk bangunan-bangunan selain masjid.












BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Kita tahu bahwa dalam pemerintahan bani umayyah tidak melupakan akan budaya dan seni-seni arsitektur sehingga kejayaan bani umayah pun bisa terlihat, meski dalam mengembangkan sya’ir tidak begitu melesat seperti perkembangan seni bahasa dan seni ukir. Maka dari sinilah kita bisa tahu kalau bani umayah memberikan andil besar dalam perkembangan seni-seni islam di Arab. Dengan dibuktikannya begitu banyak bangunan-bangunan besar yang ditinggalkan.
Dalam daulah Bani Umayyah perkembangan kebudayaan mengalami kemajuan dan juga bidang seni, terutama pada seni bahasa, seni suara, seni rupa, seni bangunan (arsitektur) seni kerajinan, seni lukis, dan seni musik.



B.DAFTAR PUSTAKA

Abuzaeni.2015.Dinasti Bani Umayyah “Seni dan Kebudayaan”,[ off line ].Tersedia : http://kumpulan-makalah-7.blogspot.co.id/2013/03/dinasti-bani-umayyah-seni-dan-kebudayaan.html [ 06 September 2015 ]




























0 komentar